Siapakah yang di katakan 'Ahlul Bait' Rasulullah?
Ada terdapat pelbagai pendapat dan perbalahan tentang siapakah yang di katakan 'Ahlul Bait' Rasulullah,namun seperti yang saya katakan,jika terdapat perbalahan dan kekeliruan dalam sesuatu perkara,maka ada baiknya kita berpatah balik kepada Al Quran dan Sunah Waljamaah,kerana hanya dengan ini kita akan terlindung dari kesesatan.AL QURAN DAN SUNNAH WALJAMAAH MENGAPA MESTI KEMBALI KEPADA AL QURAN
BUKTI KEDATANGAN AL QURAN
APA ITU 'KUN FAYA KUN'?
BERbalik kepada perbincangan kita mengenai siapakah yang di katakan 'Ahlul Bait',
Pemilihan bukanlah kerana pilih-kasih Rasulullah saw terhadap keluarganya, tapi semata-mata karena kehendak Allah swt.
Dan memang dalam menentukan sikap Rasulullah saw tidak pernah berdasarkan hawa nafsu tapi semata-mata karena kehendak Allah swt:
“Dia (Rasulullah) tidak pernah berbicara berdasarkan hawa nafsu, tetapi ia semata-mata berdasarkan wahyu diwahyukan kepadanya.” (An-Najm: 3-4)
Keluarga Rasulullah saw yang istimewa inilah yang disebut dengan istilah keluarga nubuwwah, keluarga kenabian. Mereka ini hanya lima orang:
Rasulullah saw sendiri,
Ali bin Abi Thalib ,
Fatimah,
Hasan
Husein.
Lima orang inilah yang oleh Al-Qur’an disebut sebagai “Ahlul bait”, orang-orang yang disucikan oleh Allah swt dari salah dan dosa melalui peristiwa Al Kisa,
Allah swt menyatakan dalam firman-Nya:
“Sungguh tiada lain Allah berkehendak menjaga kamu dari dosa-dosa hai Ahlul bait dan mensucikan kamu dengan sesuci-sucinya.” (Al-Ahzab/33: 33)
Untuk mengetahui lebih detail penjelasan Rasulullah saw dalam hadis-hadisnya tentang siapa yang dimaksud “Ahlul bait” dalam ayat ini dan Asbabun nuzulnya.
Perbedaan Timbal-balik dakwah para Nabi (as)
Dalam hal timbal-balik dakwah para Nabi (as) dari umatnya ada perbedaan.
Tentang upah dakwah para nabi Allah swt menyatakan:
(ia berkata): “Hai kaumku, aku tidak meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) dalam dakwahku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui.” (Hud: 29)
Katakanlah: “Upah apapun yang aku minta kepadamu, maka itu untuk kamu. Upahku hanyalah dari Allah, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Saba’: 47)
Katakanlah: “Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya.” (Al-Furqan: 57)
Adapun upah dakwah Rasulullah saw Allah swt
menegaskan dalam firman-Nya:
Dalam ayat ini Allah swt menegaskan bahwa upah yang harus berikan oleh umat Rasulullah saw kepada beliau dalam dakwahnya adalah kecintaan kepada “Keluarga Istimewa” beliau yang dalam surat Al-Ahzab: 33 sebagai “Ahlul bait”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar