a. Pengertian
Produktivitas
Organisasi baik berbentuk perusahaan
maupun lainnya akan selalu berupaya agar para anggota atau pekerja yang
terlibat dalam kegiatan organisasi dapat memberikan prestasi dalam bentuk
produktivitas kerja yang tinggi untuk mewujudkan tujuan yang telah di tetapkan.
Menurut Sedarmayanti (2001:57) produktivitas mengandung pengertian sikap mental
yang selalu mempunyai pandangan “ mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari
kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini ”.
Produktivitas menurut Budiono
(2003:263) adalah perbandingan antara keluaran (output) dan masukkan (input).
Perumusan ini berlaku untuk perusahaan, industri dan ekonomi secara
keseluruhan. Lebih sederhana maka produktivitas adalah perbandingan secara ilmu
hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber daya yang
dipergunakan selama proses berlangsung.Sedangkan menurut Siagian (2002:13)
produktivitas merupakan kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar–besarnya dari
sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal
bahkan mungkin maksimal. Selain itu produktivitas juga diartikan sebagai suatu
cara memanfaatkan secara baik terhadap sumber–sumber dalam memproduksi barang–barang.
Tohardi (2002:448) produktivitas
adalah hubungan diantara jumlah produk yang diproduksi dan jumlah sumber daya
yang di perlukan untuk memproduksi produk tersebut atau dengan rumusan yang
lebih umum yaitu rasio antara kepuasan kebutuhan dengan pengorbanan yang
diberikan.Produktivitas dari tenaga kerja di tunjukkan sebagai rasio dari
jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga kerja yang jam manusia (man hours) yaitu jam kerja dipakai unuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut (Wignjosoebroto, 2003:7).
Sedarmayanti (2001:57) mengutarakan
bahwa produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil
barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara
efisien.Oleh karena itu produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara
keluaran dan masukkan dalam satuan waktu tertentu.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa secara umum produktivitas diartikan sebagai
perbandingan antara apa yang dihasilkan (output) dan masukkan (input). Secara
khusus produktivitas dapat diartikan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang
meliputi peningkatan efisiensi dan kecepatan mengasilkan suatu produk yang
merupakan hasil gabungan efektifitas, efisiensi dan keekonomian.
Menurut Ranft (dalam Timpe, 1982:110)
adapun ciri – ciri umum dari pekerja yang produktif, yaitu :
1.
Bermotivasi
tinggi, motivasi disebut sebagai faktor krisis dan pekerja yang termotivasi
dapat atau berada dijalan keproduktivitasan tinggi.
Pengamatan yang khas adalah :
a) Dapat memotivasi diri sendiri.
b) Tekun, bekerja secara
produktif pada suatu tugas sampai selesai.
c) Mempunyai kemampuan keras
untuk bekerja.
d) Selalu tepat waktu.
e) Bekerja efektif walau tanpa
pengawasan.
f)
Berorientasi
pada sasaran atau tujuan.
2.
Lebih
memenuhi kualifikasi pekerjaan, disini dianggap bahwa produktivitas tidak
mungkin dicapai tanpa kualifikasi yang benar.
Pengamatan yang khas adalah :
a) Cerdas dan dapat belajar
dengan cepat.
b) Kreatif dan inovatif artinya
memahami pekerjaan.
c) Kompeten secara professional.
d) Memiliki catatan prestasi yang
berhasil.
e) Selalu meningkatkan diri.
3.
Mempunyai
orientasi pekerjaan yang positif.
a) Mempunyai kebiasaan kerja yang
baik.
b) Selalu terlibat dalam
pekerjaannya.
c) Cermat, dapat dipercaya dan
konsisten.
d) Menghormati manajemen dan
tujuannya.
e) Luwes dan dapat menyesuaikan
diri dengan tujuannya.
4.
Dewasa,
kedewasaan adalah atribut pribadi yang dinilai penting untuk memperlihatkan
kinerja yang konsisten.
a) Berintegrasi tinggi dan
mempunyai rasa tanggung jawab yang kuat.
b) Dapat bekerja efektif,
disiplin, percaya diri dan mandiri.
Peningkatan produktivitas tenaga kerja
perlu diupayakan karena mempunyai manfaat baik secara makro maupun secara
mikro. Secara makro peningkatan produktivias bermanfaat dalam pendapatan
masyarakat yang lebih tinggi, tersedianya barang kebutuhan masyarakat yang
lebih banyak dengan harga lebih rendah, perbaikan kondisi kerja termasuk jam
kerja dan lain – lain. Secara mikro bermanfaat bagi perusahaan yaitu dapat
meningkatkan gaji atau upah, memperbaiki kondisi kerja, meningkatkan semangat
kerja, menimbulkan rasa aman ditempat kerja dan lain – lain. Oleh karenanya
meningkatkan produktivitas pekerja merupakan suatu keinginan perusahaan.Melalui
para manajernya perusahaan berusaha untuk memaksimalkan potensi pekerja.
b. Dimensi
Produktivitas
Menurut Umar (2004) dalam Salinding
(2011:35) menyebutkan ada dua dimensi pada produktivitas, yaitu :
1.
Efektivitas
Efektivitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja
yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,
kuantitas, dan waktu.
2.
Efisiensi
Efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input(masukan)dengan realisasi
pengguanaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut terlaksana.
Menurut Kusnendi (2011) konsep
produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu :
1.
Dimensi individu, melihat
produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian
individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan
dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas
kehidupannya.
2.
Dimensi keorganisasian, melihat
produktivitas dalam kerangka hubungan teknisantara masukan (input) dan keluaran
(output).
Pandangan
dalam dimensi ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat
dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.
Kedua pengertian produktivitas tersebut mengandung cara atau metode pengukuran
tertentu yang secarap rakteksukar dilakukan. Kesulitan-kesulitan itu
dikarenakan, pertama karakteristik-karakteristik kepribadian individu bersifat
kompleks, sedangkan yang kedua disebabkan masukan-masukan sumber daya bermacam-macam
dan dalam proporsi yang berbeda-beda.
c. Faktor
– Faktor Produktivitas
Menurut
Sinungan (2000:23) beberapa faktor yang mempengaruhi Produktivitas kerja secara
umum ada delapan faktor yaitu :
- Kebutuhan manusia yang meliputi : kuantitas, tingkat keahlian, latar belakang kebudayaan dan pendidikan, kemampuan, sikap, minat, struktur pekerjaan, keahlian dan umur (kadang - kadang jenis kelamin) dari angkatan kerja.
- Modal yang terdiri dari modal tetap (mesin, gedung, alat - alat, volume dan standar strukturnya) dan bahan baku (volume dan standar).
- Metode atau proses baik tata ruang tugas, penanganan bahan baku penolong dan mesin, perencanaan dan pengawasan produksi, pemeliharan melalui pencegahan, teknologi yang memakai cara alternatif.
- Produksi yang meliputi : kuantitas, kualitas, ruangan produksi, struktur campuran, dan spesial produksi.
- Lingkungan Organisasi (internal) berupa organisasi dan perencanaan, system manajemen, kondisi kerja (fisik), iklim kerja (sosial), tujuan perusahaan dan hubungannya dengan tujuan lingkungan, sistem insentif, kebijaksanaan personilia, gaya kepemimpinan dan ukuran perusahaan (ekonomi skala).
- Lingkungan Negara (eksternal) seperti: kondisi ekonomi dan perdagangan stuktur sosial dan politik, polotik, struktur industri, tujuan pengembangan jangka panjang, pengakuan atau pengesahan, kebijaksanaan ekonomi pemerintah (perpajakan dan lain-lain), kebijakan tenaga kerja, energi, kebijakan pendidikan dan latihan, kondisi iklim dan geografis serta kebijakan perlindungan lingkungan.
- Lingkungan Internasional (regional) yang terdiri dari kondisi perdagangan dunia, masalah-masalah perdagangan internasional spesialisasi internasional, kebijakan migrasi tenaga kerja, dan standar tenaga kerja.
- Umpan balik yaitu informasi yang ada hubungannya dengan timbal balik masukan (input) dan hasil (output) dalam perusahaan, antara perusahaan dengan ruang lingkup negara (internasioanal).
Menurut Simanjuntak dalam Umar (2003)
faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah :
a.
Kualitas
dan kemampuan fisik pekerja
Kualitas dan kemampuan fisik pekerja dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan, motivasi kerja, etos kerja, kemampuan fisik dan latihan.
b.
Sarana
pendukung
Digolongkan menjadi dua yaitu :
1.
Menyangkut
lingkungan kerja, termasuk teknologi dan produksi, sarana dan peralatan
produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja, suasana dalam
lingkungan.
2.
Menyangkut
kesejahteraan pekerja yang tercermin dalam sistem pengupahan dan jaminan sosial
serta jaminan kelangsungan kerja.
c.
Supra
sarana
Supra sarana yaitu sebuah sistem yang digunakan manajemen
untuk memaksimalkan dan menciptakan sistem kerja yang optimal yang nantinya
akan menentukan tinggi rendahnya produktivitas pekerja dalam sebuah perusahaan,
seperti pembagian kerja, memfungsikan manajemen yang ada dan lainnya.
Menurut Balai Pengembangan
Produktivitas daerah dalam Umar (2003) ada enam faktor utama yang menentukan
produktivitas tenaga kerja, yaitu :
a.
Sikap
kerja.
b.
Tingkat
keterampilan.
c.
Hubungan
antar tenaga kerja dan pimpinan.
d.
Efisiensi
tenaga kerja.
e.
Manajemen
produktivitas.
f.
Kewiraswastaan.
d. Pengukuran
Produktivitas Kerja
Menurut Dharma (2004:355) ada standar
yang meliputi cara pengukuran atas produktivitas yang mencakup dalam tiga hal,
yaitu :
1.
Kuantitas,
yaitu jumlah yang harus diselesaikan harus dicapai.
2.
Kualitas,
yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik atau tidaknya).
3.
Ketepatan
waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.
Pengukuran
produktivitas menurut Sinungan (2000:23) berarti perbandingan yang dapat
dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu:
1.
Perbandingan-perbandingan antara
pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan
apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah
meningkat atau berkurang serta tingkatannya.
2.
Perbandingan pelaksanaan antara satu
unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti
ini menunjukkan pencapaian secara relatif.
3.
Perbandingan pelaksanaan sekarang
dengan targetnya, dan inilah yang terbaik, sebab memusatkan perhatian pada
sasaran atau tujuan.